A. Konvensi Bahasa Pembaca k arya sastra dalam memproduksi makna juga tunduk kepada sistem bahasa yang di gunakan pertama kali,pembaca atau kritikus dalam memproduksi makna kata-kata, frase, atau kalimat dalam sastra itu harus memperhatikan sistem bahasa yang dipergunakan itu. Di dalam sebuah karya sastra konvensi bahasa yang telah disetujui oleh para pengarang menjadi sistem bahasa yang harus dipatuhi. Setiap karya sastra selalu ada kalimat-kalimat yang estetis, dalam cerpen Pemandangan Perut pengarang juga menggunakan bahasa yang berbeda dari bahasa pada umumnya yaitu bersifat estetis, puitis, menyentuh rasa dengan keindahannya. Contoh : dal am cahaya temaram Aku tambah merinding. Tenggorokanku tiba tiba sulit dibawa bicara. menusuk gendang telinga lalu menjadi kembang api yang meletus dalam tempurung kepala dan contoh lainnya ada burung burung sedang menyusun sarang, ada setetes embun yang bergantung dan berpendar di ujung daun, atau setand...
Komentar
Posting Komentar